Sejarah
Babakan Teureup
Asal usul kampung ini adalah sewaktu jaman penjajahan, kampung ini dijadikan tempat persembunyian oleh penjajah Belanda karena menurut penjajah Belanda kampung ini tidak terdapat penghuni. Ternyata setelah sekian lama penjajah Belanda mengetahui bahwa sebenarnya kampung ini terdapat penghuninya.
Asal usul kampung ini adalah sewaktu jaman penjajahan, kampung ini dijadikan tempat persembunyian oleh penjajah Belanda karena menurut penjajah Belanda kampung ini tidak terdapat penghuni. Ternyata setelah sekian lama penjajah Belanda mengetahui bahwa sebenarnya kampung ini terdapat penghuninya.
Suatu saat ada seorang warga yang pergi keluar dan melihat komplotan penjajah sedang berdiskusi, lalu lelaki itu pun
kembali ke kampung dan memberi tahu kepada warga yang lain untuk berjaga malam (ronda
malam). Sehingga setiap malam warga kampung ini tidak tidur.
Nama Babakan Teureup diambil dari kata
Babakan dan Teureup,”Babakan” yang artinya Tanah yang baru dan "Teureup" yang artinya tidak tidur sehingga kampung ini dinamakan Babakan Teureup yang
artinya Tanah baru yang tidak tidur. Mata pencaharian di kampung ini adalah
petani.
Tradisi atau kebiasaan petani dalam menanam padi adalah
ketika menanam padi(Tandur) si petani bernyanyi agar padi yang ditanamnya
tumbuh subur. Dan biasanya petani selalu menyiapkan sesajen di pinggir sawah
agar padinya tidak diganggu binatang-binatang atau hama. Sesudah tiga bulan
sepuluh hari padi siap dipanen dan biasanya suka diadakan syukuran, itulah cara
warga kampung ini berterima kasih atas melimpahnya hasil panen mereka.
Kesenian yang ada dikampung Babakan Teureup antara lain
adalah:
·
Kesenian Benjang
·
Kesenian Reak
·
Kesenian Kuda Renggong
·
Kesenian Dangdut
·
Kesenian Jaipong Bajidor
Misteri
yang ada di kampung ini adalah pada suatu hari ada seorang kakek-kakek yang
sedang mengambil ranting untuk bahan bakar disekitaran sungai, lokasinya
terletak di Sungai batu huni.
Nama : Mamat Ruhimat
Tempat,tanggal,lahir : Bandung,10 Oktober 1958
Usia : 64
Asal
Usul Reak
Reak yang artinya “Re” it rea artinya banyak
sedangkan “Ak” itu adalah eakan atau
dalam bahasa Indonesian adalah sorak-sorakan
.
Berawal adanya reak itu adalah penyebar
agama islam dengan seni sedangkan peralatan reak terdiri dari 5 macam yang
disimbolkan.
·
Tilingtit yang artinya titah (suruh)
·
Palintong yang artinya tong hilap(jangan
lupa)
·
Brang yang artinya kanu agung
·
Bamplak yang artinya kumaha carana
·
Bedug yang artinya(satu ketukan yang
diartikan harus disembah itu hanya satu yaitu allah SWT).
Reak
itu adalah alat musik yang dimainkan oleh para sesepuh dulu untuk menyebarkan
agama dan juga untuk menyimbolkan bahwa bertapa solidnya dan merdunya ketika
dimainkan.
Semakin
berkembangnya jaman reak itu
ditambahkan dengan angklung agar ada irama, dan sekarang reak itu
ditambahkan dengan terompet agar ada patokan nada dan irama ketika
dipukul.
Narasumber
Nama : Kiman Sujana
Tempat,tanggal,lahir : Bandung,15 Maret 1982
Usia : 35
Narasumber
Nama : Kiman Sujana
Tempat,tanggal,lahir : Bandung,15 Maret 1982
Usia : 35
Komentar
Posting Komentar